Jumat, 03 Juni 2016

BENTO nya orang indonesia

BENTO panggil sekali lagi namaku bento bento bento .. bodohnya ORANG INDONESIA

Konon ada sebuah desa di pelosok Papua yang penghasilan utamanya adalah pisang.

Banyak sekali pisang enak yang dihasilkan dari tanah subur di desa tersebut. Selain manis, besar-besar, dan konon khasiatnya sangat bagus untuk kesehatan.

Itulah mengapa, penduduk di sana banyak yang menggantungkan hidup dari hasil jualan pisang. Tapi, karena daerahnya terpencil, mereka harus menjual pisang tersebut ke kota dan menempuh jarak 30 km-an.

Dengan infrastruktur yang masih belum bagus, mereka harus berjalan kaki ke kota, mengarungi sungai, dengan membawa satu dua tandan pisang tiap orang.

Sampai di pasar kota, pisang itu sudah langsung ada penadahnya. Laris manis. Uang pun didapat. Dan, masyarakat desa itu pun segera pulang ke kampungnya lagi.

Namun sebelum pulang, ada satu tradisi mereka untuk membawa oleh-oleh ke rumah. Dan yang paling ditunggu oleh keluarga mereka sebagai oleh-oleh biasanya adalah pisang goreng.

Ya.. jauh-jauh mereka ke kota, jualan pisang, untuk kemudian membeli oleh-oleh pisang goreng. Uang hasil jualan pisang sebagian dipakai untuk membeli pisang goreng.

Ada yang merasa aneh atau lucu dengan kisah tadi? Sebagian teman-teman saya tertawa mendengar kisah itu. Jauh-jauh ke kota jualan pisang kok bawanya oleh-oleh pisang juga? Kenapa tidak menggoreng sendiri?

Aneka tanggapan muncul saat tahu kisah ini. Bahkan banyak juga yang tertawa geli. Tapi...

Sesaat kemudian, tawa itu berubah jadi hening, ketika saya mengatakan bahwa INILAH YANG TERJADI PADA SEBAGIAN BESAR ORANG INDONESIA!

Air diambil dari Indonesia, diolah jadi Aqua, dijual lagi ke kita, dan uangnya diambil Danone, perusahaan dari luar negeri.

Sepatu keren dibuat orang Indonesia, dibawa ke luar diberi cap Nike, dan dijual lagi ke Indonesia dengan harga berkali lipat, dan ada yang bangga memakainya.

Kopi-kopi terbaik di Indonesia, dibeli dan diolah Starbucks, dibeli dengan harga berkali lipat oleh orang Indonesia.

Beras organik ditanam oleh petani2 Indonesia, dibeli orang luar negeri, diberi kemasan baru dengan mengganti merek, lalu dijual lagi ke Indonesia dengan harga melambung. Begitupun masih banyak yang rela hati membelinya.

Dan masih banyak lagi contoh2 lain.

Kisah di atas saya dapatkan dari teman-teman yang menginisiasi gerakan Beli Indonesia. Sebuah gerakan untuk mendukung dan bangga menggunakan produk Indonesia.

Bahkan, meski lebih mahal tapi kualitasnya belum sebagus produk asing, jika kita mau memakai dan membelinya, 250 juta penduduk Indonesia akan lebih sejahtera. Produk sendiri, digunakan sendiri, ekonominya dinikmati masyarakat Indonesia.

Cobalah belajar dari India. Dengan menerapkan swadhesi, orang-orang India tidak mau impor dari luar negeri yang otomatis cuma mengkonsumsi barang2 lokal membuat dalam waktu relatif singkat India telah bertransformasi dari negara miskin menjadi negara kaya.

Bahkan perfilman india, Bollywood, merupakan raksasa dunia dalam industri perfilman. Belum lagi industri otomotif, industri permesinan dan industri persenjataan militer India yang sama sekali tidak dapat dianggap enteng.

Cintakah anda pada Indonesia? Kalau iya buktikanlah dengan mulai mengkonsumsi barang2 lokal.

Kalau barang lokal belum ada? Ya bikin! Kita ini orang2 cerdas kok. Masa kecerdasan itu cuma digunakan untuk korupsi dan mengakali hukum?

*Dicopy dari Grup WA dengan banyak perubahan di sana-sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar